watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

GURU BK

Cerita ini berawal ketika aku memasuki bulan
kedua kelas II di sebuah SLTP N di daerah Jateng.

Sebut saja aku Bujang, aku adik dua bersaudara
lahir dari keturunan Sumatera – Jawa. Dari
keisengan ku sering memakai sepatu warna putih
(di SLTP ku sepatu harus warna hitam), aku
sempat mau berkelahi dengan Guru BK ku gara-
gara sepatu putihku hadiah ulang tahunku harus
dicat warna hitam.

Kakakku adalah seorang preman di kotaku, jadi
aku sedikit banyak menjadi anak yang cenderung
nakal. Suatu hari aku datangi guru BK ku
kerumahnya, sampai dirumah ternyata guruku
sedang tidak di rumah, dan hanya istrinya yang
berada di rumah. Aku katakan maksudku, minta
ganti rugi atas sepatu baruku. Dengan berlinang
air mata ternyata guruku sedang tertimpa
musibah, orangtuanya sakit dan harus dioperasi
dengan biaya banyak. Dia mau melakukan apa
saja asal aku tidak minta ganti. Aku cium pipinya
beberapa kali dan aku tinggalkan dia.

Dua tahun kemudian aku lulus dan melanjutkan
sekolah ke SMA di Jateng. Tak disangka istri
guruku yang dulu pernah aku cium, ternyata
mengajar di SMA itu. Pada saat pendaftaran aku
langsung dipanggil masuk ke kantor, aku tak tahu
ada apa, aku hanya menurut saja.

“Masuk.. tidak usah sungkan-sungkan” katanya
seraya menyilahkan aku duduk.
“Makasih..” jawabku sekenanya.
“Nanti aku tunggu di rumah jam 3 sore, kamu
boleh pergi” katanya singkat.
Aku keluar ruangan dengan pikiran tak menentu,
ada apa sebenarnya. Aku jadi agak takut juga.
Sampai dirumahnya, aku hampir jam empat. Aku
ketuk pintu dan dan saya tunggu sambil duduk di
teras rumah.

“Masuk.. tidak dikunci” jawabnya dari dalam,
ternyata dia sudah tahu yang datang aku.
“Kenapa terlambat, aku sudah hampir tak tahan
nih !”, jawabnya sambil menyilakan aku duduk di
kursi tamunya.
Aku terkejut melihat apa yang aku hadapi,
ternyata dia tidak memakai pakaian bawahnya
hanya memakai kaos tanpa lengan dan sudah
mulai memainkan “sesuatunya” dengan vibrator/
atau apa namanya aku kurang tahu. Sambil terus
memasukkan dan mengeluarkan alat itu sambil
terus mendesah-desah. Aku jadi bingung harus
berbuat apa, baru aku mau berbalik keluar
tanganku sudah dipegangnya.

“Berani keluar, aku akan berteriak” ancamnya
pelan namun pasti.
“Mau ibu apa”, jawabku kaku, tak tahu harus
bagaimana. Baru sekali ini aku menghadapi
seorang perempuan setengah telanjang.

Belum sempat aku berpikir banyak, ditariknya
tanganku menuju kamarnya. Seluruh pakaiannya
dia buka, dan dalam keadaan telanjang bulat aku
disuruhnya mempermainkan “barangnya”.
Dengan agak takut-takut aku pegang miliknya,
aku mainkan dengan jariku. “Ssss… ssss… hhhh”
hanya itu yang keluar dari mulutnya. Tak puas
dengan tangaku, dia minta aku menjilatinya, aku
tolak tapi dia mengancam akan berteriak.
Terpaksa dengan agak sedikit perlahan aku
dekatkan mukaku, terlihat “sesuatu yang aneh” di
usiaku yang ke 17 tahun lebih (aku beberapa kali
tidak naik kelas) aku baru sekali ini aku melihat
“mm” dari dekat (karena aku termasuk orang
yang acuh terhadap perempuan, aku lebih
banyak mengkonsumsi obat-obatan daripada
perempuan), bau tidak wajar antara enak dan
tidak enak langsung tercium, aku sampai mau
muntah. Belum sempat mulutku sampai di
“barangnya” didorongnya kepalaku dengan dua
tangannya, tak bisa mengelak mulutku langsung
beradu dengan memeknya. “Ssss… Ssss.. hhhh.”
Lagi-lagi yang terdengar hanya desahnya.

“Ayo jilatin, kalau tidak awas kamu”, ancamnya
lagi.
Aku hanya bisa menurutinya. Tidak puas dengan
itu, dengan disertai ancaman aku disuruhnya
tidur terlentang, dia bangkit, dan tahu-tahu duduk
dimukaku. Dia gesek-gesekkan memeknya
dimukaku dan dimulutku. Sampai beberapa lama
sampai aku sulit untuk bernafas, tak sampai lima
menit dia sudah mengerang tanda selesai,
wajahku jadi basah semua, dan dengan bau yang
tidak enak. Dia bangun aku langsung bangun,
duduk dipinggir tempat tidur dan langsung
muntah-muntah. Keluar semua isi diperutku,
termasuk minuman yang aku minum tadi.

“Maaf, aku kurang kontrol tadi” katanya sambil
memijit-mijit belakang leherku.
“Sudahlah.. aku mau ke kamar mandi dulu cuci
muka”, kataku pelan sambil meninggalkannya
duduk sendiri di tempat tidur. Baru sekali ini aku
muntah-muntah merasakan sesuatu yang tidak
enak dan asing.

Keluar dari kamar mandi, aku sudah disambutnya
dengan tawanya. Manis juga pikirku, tapi ini calon
guruku. Belum sempat aku berpikir jauh dia
sudah memegang celanaku.
“Sudah siap..” katanya.
“Siap apa..”, kataku pelan.
“Masak tidak pernah, atau mungkin pernah
menonton” katanya lagi, sambil membuka semua
pakaianku.

Aku jadi malu, dan mau lari saja rasanya. Tapi dia
terus main ancam.
Tak berapa lama aku sudah dalam keadaan
telanjang bulat, dan dengan sigap dia sudah
memegang senjataku dan siap dimasukkan
dimulutnya. Dia jilat, dikulum sampai aku hanya
bisa mendesah. Pelan-pelan senjataku bangkit.

Baru aku tahu rasanya enak, pantas dia juga tadi
minta digitukan.
“Sssss ahhhh sssss ahhhhhh” hanya itu yang
bisa keluar dari mulutku, sambil tanganku
memegang kepalanya, agar tidak dilepaskan
isapannya. Kurang dari tiga menit terasa ada yang
mau keluar dari mulutku, ssssss..ahhhhhhh, dan
cret… cret…, beberapa kali airku keluar di
mulutnya.

“Baru kali ini ya, kok sebentar sudah keluar,
belum digoyang”, candanya tanpa malu-malu.
“Biasa untuk pertama kali, tapi nanti akan kuat
juga lama kelamaan”, terangnya sambil
memelukku.

“Yya..” aku hanya bisa mengangguk pelan.
Dituntunnya aku ke kamar mandi, dibersihkannya
senjataku, perlahan-lahan dengan teliti. Terus
kami ngobrol di kamarnya masih dalam keadaan
telanjang bulat, tapi tubuh kami dibalut selimut.
Tak terasa kami ketiduran, dan bangun sudah
malam sekitar jam setengah sembilan. Belum
sempat aku bangkit duduk, dia sudah
mendekapku. Diciumnya bibirku, dimasukkannya
lidahnya di mulutku, aku hanya bisa membalas
walaupun agak sedikit canggung. Lama kami
saling berciuman.

“Ayo hisap lagi ya…” katanya manja setelah
menjauhkan bibirnya dari bibirku.
Aku langsung menjilati memeknya, ada rasa aneh
dan enak yang tak bisa dilukiskan. Ternyata
setelah aku terangsang, pikiran kotor, bau, jijik,
dan lainnya tidak terasa. Aku hanya senang saja
melakukannya. Esssssss.. ahhhhhh aaaaahhhh,
hanya itu yang terdengar.
“Gantian…”, kataku pelan setelah agak lama aku
mencumbu memeknya.
Tanpa diminta lagi dia sudah memegang
senjataku dan mengulumnya dengan buas. Saya
pegang kepalanya, aku dorong senjataku
sedalam-dalamnya masuk dimulutnya. Dia
terbatuk-batuk sambil berbisik “kamu mau
membalas saya ya…”. Aku hanya tersenyum.

“Ayo masukkan sayang …” katanya manja.
“Sssssss ahhhhh, sudah tidak kuat nih” pintanya
lagi setelah aku gantian lagi mencumbu
memeknya
Aku masukkan senjataku kedalam lobang
memeknya. Enak juga ya, kok aku dari dulu tidak
pernah tahu. Kugoyang Senjataku maju mundur
sesuai permintaannya. Baru beberapa kali
goyangan sudah ada yang mau keluar dari
Senjataku”. Crrrrrrret… creeeeeeet, aku keluarkan
airku di dalam memeknya. Setelah beristirahat,
saya goyang atau dia goyang saya malam itu
beberapa kali sampai pagi, sampai lama-kelamaan
aku bisa bertahan agak lama, dan dia mulai
senang dengan permainanku.

Aku diterima di SMA itu tanpa ada masalah,
walaupun nilaiku sedikit. Aku diterima dan
diakukan sebagai anak kakanya. Dan itu pula
sebabnya tidak ada yang curiga aku terlihat sering
ngobrol dengan dia. Dan kebetulan dia sambil
menjadi pembina pramuka. Kami jadi bebas,
tidak ada yang curiga aku keluar malam dari
tenda waktu kemah, ngobrol sambil dilanjutkan
dengan adegan ML. Seperti malam itu…
“Ayo sayang …, lagi pengen nih” katanya padaku.
“Aku juga” jawabku sekenanya.

Aku keluar berjalan menuju sungai yang agak
sedikit jauh dari tenda kami, diikuti guruku
dibelakangku.
Sampai di sungai aku dudukan ibu guruku di
semak-semak, sebelumnya aku sudah mencari
alas dari daun pisang ditepi sungai. Aku mulai
memainkan tanganku dibali seragam
pramukanya. Aku remas-remas gunungnya, aku
gelitik puncak gunungnya secara terus menerus,
sambil terus mulut kami saling beradu, bertukar
air lir dan saling berpangutan memainkan lidah
kami masing-masing.

Tak puas dengan itu, saya buka seragam
pramukanya, terlihat gunungnya yang begitu
indahnya. Walaupun aku sudah seringkali
mengulum, mencium dan mempermainkan
lidahku di atas gundukan daging kenyalnya, tapi
aku tidak pernah merasakan bosan. Aku gigit-gigit
ujung daging kenyalnya, dia hanya bisa
mendesah ssssssss… ahhhhhh aaahhhh.. seperti
yang biasa dia bisikan.
Aku selipkan tanganku dibawah CD nya yang
ternyata dia sudah mulai basah, aku mainka
tanganku disana. Aku pegang, aku usapkan
seluruh telapak tanganku diatas memeknya
sampai ujung jari menyentuh lubang
belakangnya. Aku masukkan jari tengahku
kedalam lubang memeknya. Dan dia hanya bisa
mendesis, mendesah seperti ular yang sedang
mencari mangsa. Aku yang tadinya merasa agak
kedinginan, karena kebetulan kami kemah di atas
sebuah bukit mulai agak merasakan panas
ditubuhku.

“Tolong lepaskan pakaianku sayang ..”, pintaku
sedikit manja sambil terus menerus memainkan
tiga jari tengah ku di lubang kewanitaannya, dan
dua jariku yang lainnya untuk menahan dan
membuka daerah terlarangnya.

kumpulan Cerita Dewasa Lainya, Dapat Anda Lihat & Baca Hanya Di :
www.ceritaindo.sextgem.com

“Ssssssssss aaahhhhhhhh aaaahhh ah…”,
jawahnya mulai tak karuan. Tangannya mulai
melepaskan satu persatu pakaianku, hanya
tertinggal CD nya saja. Dimasukkannya
tangannya kedalam CD ku, dia remas-remas
bolaku seperti biasa yang ia sukai.
Dia pegang senjataku dengan tangannya,
sementara dia sudah mulai menarik kebawah CD
ku dengan tangan yang lainnya. Aku bangkit aku
bersandar pada sebuah pohon, aku tarik
kepalanya menuju senjataku. Tanda diminta dia
sudah biasa langsung bisa mengulum, menjilat-
jilat batang senjataku. Hampir setengah jam aku
dibuai oleh kenikmatan mulutnya di senjataku,
aku tekan kepalanya terus setiap dia hendak
melepaskan kulumannya.

“Sayang … aku sudah tidak kuat nih..
ahhhhhhhh”, rintihnya pelan.
“Gantian dong…”, pintanya lagi.
Setelah dia berhasil melepaskan kulumannya
setelah aku menumpahkan beberaa tetes air ku
dimulutnya, karena aku sudah tak tahan.Saya
lepaskan CD guru ku yang sudah sangat basah
itu, aku mulai memainkan kedua tangaku di
daerah terlarangnya. Aku buka dengan tanganku,
dan saku masukkan tanganku yang satunya lagi
dengan perlahan-lahan, maju mundur, maju
mundur dengan teratur.

“Ssssssss ahhhh…” hanya itu yang terdengar
diantara sayup-sayup suara angin berdesir.
“Enak sayang …, ayo jilati dong”.
“Ayo sayang … jilati aku dong”, pintanya lagi,
setelah sekian lama di meminta tapi aku masing
memainkan tanganku di memeknya.
Aku dekatkan wajahku ke memeknya dan mulai
aku jilati sedikit demi sedikit. Mulai dari atas, diatas
bulu-bulu lembutnya, ke bawah sampai aku
merasakan lidahku menjilati sesuatu yang hangat,
kenyal dan sedikit basah. Aku mainkan lidahku
didalam memeknya, dia pegang kepalaku, dia
tekan, sampai mukaku menyentuh semua
permukaan kulit kemaluannya. Aku mainkan lidah
ku teru, terus, dan terus sampai aku terdengar
suara erangan yang panjang si keheningan
malam.

“Aaaahhhhh, aaaaaahhhh, ahhh !.
Aku bersihkan diriku, aku pakai kembali pakaianku
dan pakaiannya sudah dipakai pula. Aku berjalan
bergandengan menuju kemahkami, sambil sekali-
sekali bibir kami saling bertemu, dan tersenyum
puas. Sebelum sampai di perkemahan…
“Ayo sayang, dimasukkan di sini…”, tiba-tiba
senjataku yang masih lemas dipegangnya, aku
jadi terbangun.

Dan senjataku mulai bangkit. Aku balas pegang
kedua gunung kembarnya, aku selipkan tanganku
dari balik bajunya.
Beberapa lama kami saling meraba, sampai
akhirnya aku singkapkan roknya keatas, dan aku
lepaskan CD nya kebawah. Dengan tangan
berpegangan di pohon, aku goyang guruku dari
belakang tanpa melepaskan celanaku. Aku
goyang terus lama sekali.
“Ganti aahhhhh, aku sudah pegal nih!, katanya.

“Yaaahhh “, jawabku pendek, sambil melepaskan
senjataku dari lubang memeknya.
Aku duduk di bawah pohon, aku turunkan sedikit
celanaku. Dia aku suruh duduk di atas
pangkuanku. Aku masukkan senjataku ke dalam
lubang hangatnya. Dia bergerak naik turun
seirama nafasnya yang sudah tidak teratur lagi.
Sampai akhirnya…
“Aku hampir keluar …ahhhhhhhhh”, desahnya.
“Tahan dulu, aku pingin yang lebih lama lagi…”
jawabku.
“Aku tak tahan … aaaaahhhhhh”, balasnya lagi.
“Aaaaahhhhhhhh, cretttttt, aahhhhhh, creeett”
desah kami berdua.

Aku cium bibirnya, dengan lembut dan agak
lama. Kami saling tersenyum puas. Aku bali ke
tendaku dan langsung ganti celana, kulihat teman-
temanku sudah pada tidur semua. Aku lihat jam,
astaga sudah jam 2 lebih padahal barusan kami
berdua berangkat kesungai jam 9 malam. Berarti
lama benar saya bermain di luar.
Perbuatanku aku lakukan sampai aku lulus dari
SMA itu tanpa ada seorangpun yang tahu.
Sampai akhirnya aku lulus dan sebagai tanda
perpisahan kami, aku diajak dia pergi keluar kota
selama tiga hari. Dan aku lewatkan waktu itu
dengan terus memuaskan diri kami masing-
masing.

Setelah sekian lama berpisah, lima tahun sudah
aku tidak bertemu. Kami kebetulan bertemu di
sebuah restoran. Sambil menangis dia peluk aku,
aku cium keningnya, terlihat orang-orang
disekelilingku heran memandang perbuatan kami
berdua, karena terlihat seperti sepasang kekasih
tetapi dilihat wajah kami jauh berbeda (karena
perbedaan usia).
Dia cerita bahwa suami dan dua anak nya
meninggal karena kecelakaan, beberapa tahun
setelah aku lulus sekolah. Dan suaminya sempat
minta maaf dan berpesan bahwa dia juga sudah
memaafkan perbuatanku dan dia, sebetulnya
suaminya tahu tapi dia diam saja tidak pernah
mengusik kami berdua. Dan baru saat itu pula,
aku tahu bahwa suaminya suka melakukan ML
dengan kasar dan sering sambil memukulnya.

Dan dia memilikiku sebagai pelampiasan nafsunya
tanpa ada rasa sakit di badannya.
Sejak saat itu aku dan dia tinggal satu rumah
dengan istriku, tanpa istriku tahu keadaan yang
sebenarnya. Istriku adalah teman sekelasku dulu,
jadi dia pikir dia adalah tanteku. Kami hidup
bahagia tanpa harus mengulang perbuatan kami
dulu yang sering ML.


Adult | GO HOME | Exit
1/3029
U-ON

inc Powered by Xtgem.com